MAKALAH
PENDIDIKAN KARAKTER
HORMAT PADA DIRI SENDIRI
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Karakter yang
diampu oleh Bapak Drs. Maimun Sholeh, M.Si.
Disusun
oleh :
Mohammad Yusuf
Wicaksono (12804244009)
Tivani
Siti Aminah (12804244017)
Asterina Bela Khairiyah (12804244033)
Meilina Isnaini
Rahmawati (12804244037)
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah
SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, karena kami masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan Makalah mengenai “Hormat pada Diri Sendiri”. Makalah ini ditulis sebagai tugas
kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Karakter. Dengan membaca Makalah ini,
diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang cara menghargai
diri sendiri, cara menjaga kesehatan jasmani dan rohani sebagai bentuk moral
individual, dapat mengerti cara mengendalikan diri.
Makalah
ini kami persembahkan kepada :
1.
Drs. Maimun Sholeh, M.Si. Selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Pendidikan
Karakter.
2. Serta
teman – teman yang telah mendukung terselesaikannya Makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam mengerjakan Makalah ini, sehingga Makalah
ini dapat selesai pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penulisan Makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik, saran, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak.
Semoga
Makalah ini bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua
dan dapat memberikan informasi
bagi pembaca. Amin
Yogyakarta, 14 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................
i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
-
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
-
Rumusan
Masalah ...................................................................................... 1
-
Tujuan
........................................................................................................ 2
-
Manfaat
...................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
-
Arti
Hormat Pada Diri Sendiri ................................................................... 3
-
Pemberian
Rasa Hormat ............................................................................ 4
-
Bentuk-bentuk
Penghormatan Pada Diri Sendiri ...................................... 4
-
Cara-cara
Untuk Menjaga Jasmani dan Rohani ......................................... 6
-
Pengendalian
Diri ...................................................................................... 8
-
Manfaat
Hormat Pada Diri Sendiri .......................................................... 10
Bab III Penutup
-
Kesimpulan
.............................................................................................. 12
-
Saran
........................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semua perbaikan kualitas hidup dimulai dari perbaikan rasa hormat
kepada diri sendiri. Hormat pada diri sendiri dapat diwujudkan dengan berbagai hal. Hormat
pada diri sendiri tentu saja diwujudkan dengan hal-hal yang tidak melakukan tindakan-tindakan
yang dapat merusak diri. Pribadi atau seseorang yang dapat menghormati dirinya,
tentu saja akan
berdiri gagah, menahan semua keluhan,
dan bekerja keras dalam kejujuran serta dalam harapan baik. Itulah hal yang akan segera
mengeluarkan kita dari kesulitan yang kita alami, sehingga dapat
membuat kita bahagia dalam kesejahteraan. Menghormati diri sendiri tidak sama dengan ke-egoisan yang mementingkan diri sendiri yang berlebihan. Tetapi berpusat pasa rasa cinta. Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan hormat pada diri sendiri serta dapat mengetahui bagaimana cara hormat pada diri sendiri yang tidak berlebihan namun menimbulkan efek yang sangat positif bagi diri sendiri dan orang lain, maka kami menyusun makalah tersebut yang akan mengupas tentang hormat terhadap diri sendiri.
dan bekerja keras dalam kejujuran serta dalam harapan baik. Itulah hal yang akan segera
mengeluarkan kita dari kesulitan yang kita alami, sehingga dapat
membuat kita bahagia dalam kesejahteraan. Menghormati diri sendiri tidak sama dengan ke-egoisan yang mementingkan diri sendiri yang berlebihan. Tetapi berpusat pasa rasa cinta. Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan hormat pada diri sendiri serta dapat mengetahui bagaimana cara hormat pada diri sendiri yang tidak berlebihan namun menimbulkan efek yang sangat positif bagi diri sendiri dan orang lain, maka kami menyusun makalah tersebut yang akan mengupas tentang hormat terhadap diri sendiri.
B.
RumusanMasalah
1.
Apa
arti hormat pada diri sendiri?
2.
Apa saja bentuk-bentuk penghormatan pada
diri sendiri?
3.
Bagaimana menjaga kesehatan jasmani dan
rohani sebagai bentuk moral individual?
4.
Bagaimana cara mengendalikan diri?
5.
Apa manfaat hormat pada diri sendiri?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dibuatnya makalah ini untuk
1.
Memahami arti hormat pada diri sendiri.
2.
Mengetahui bentuk-bentuk penghormatan
pada diri sendiri.
3.
Mengerti cara menjaga kesehatan jasmani
dan rohani sebagai bentuk moral individual.
4.
Mengetahui cara mengendalikan diri.
5.
Mengetahui manfaat hormat pada diri
sendiri.
D.
Manfaat
Adapun
manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui arti dari menghormati
diri sendiri dan dapat mengamalkannya.
2.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk
penghormatan pada diri sendiri.
3.
Untuk dapat mengendalikan diri.
4.
Untuk mengetahui manfaat dari
menghormati diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti
Hormat Pada Diri Sendiri
Berdasar
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hormat sebagai kata sifat memiliki arti
sebagai menghargai (takzim, khidmat, sopan). Jadi dapat kita tarik kesimpulan
bahwa rasa hormat memiliki pengertian sebagai suatu sikap untuk menghargai atau
sikap sopan. Secara
umum rasa hormat mempunyai arti yaitu merupakan suatu sikap saling meghormati satu sama
lain yang muda, hormat kepada yang tua yang tua, menyayangi yang muda. Rasa
hormat tidak akan lepas dari rasa menyayangi satu sama lain karena tanpa adanya
rasa hormat, takkan tumbuh rasa saling menyayangi yang ada hanyalah selalu
menganggap kecil atau remeh orang lain. Tetapi untuk saat ini untuk kalangan
masyarakatIndonesia dua hal tersebut sudah langka terjadi karena tidak ada
kesadaran di diri masing – masing untuk saling hormat antara sesama. Saling menghormati satu sama lain
tentu saja memberikan manfaat yang sangat positif bagi diri maupun kenyamanan dalam
menjalani hidup. Seperti misalnya dapat saling membutuhkan, saling mengisi,
saling menguntungkan, dan saling menguatkan satu sama lain.
Hal di atas
hamper sama dengan arti hormat pada diri sendiri. Apabila dapat menghormati diri
sendiri maka akan menimbulkan efek positif khususnya bagi diri sendiri dan lingkungan
pada umumnya. Hormat pada diri sendiri mempunyai arti yaitu memilih dan menentukan perbuatan yang tidak menyakiti,
mencelakai, mengotori, menodai, dan merusak diri sendiri (jasmani dan rohani). Dalam
hormat pada diri sendiri membuat penilaian yang tepat terhadap semua perbuatan berdasarkan
norma-norma kehidupan yang berlaku itu sangatlah penting karena hal tersebut akan
menimbulkan pencritaan yang baik pada diri kita.
B.
Pemberian
Rasa Hormat
Kita sebagai manusia yang merupakan
makhluk Tuhan, makhluk sosial dan juga mkhluk pribadi harus berlaku hormat
yaitu meliputi:
1.
Sikap
hormat terhadap Tuhan
Merupakan
sikap hormat kita yang ditujukan terhadap Tuhan sebagai pencipta kita. Hal ini
dapat kita lakukan dengan mejalankan apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita
dan menjauhi segala sesuatu yang menjadi larangan yang telah ditentukan
oleh-Nya.
2.
Sikap
hormat terhadap diri sendiri
Sikap
ini merupakan sikap-sikap hormat kita dalam menghargai diri kita sendiri yang
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hal fisik maupun dalam hal
batin yang mampu mencerminkan karakter kita di hadapan orang lain.
3.
Sikap
hormat terhadap orang lain.
Merupakan
sikap hormat kita terhadap orang lain pada saat kita berinteraksi terhadap
orang lain dalam kehidupan sosial kita.
4.
Sikap
hormat terhadap lingkungan.
Sikap
yang kita tunjukkan sebagai manusia terhadap makhluk Tuhan lain yaitu yang
berkaitan dengan interaksi ita sebgai manusia dengan lingkungan alam sekitar
kita.
C.
Bentuk-bentuk
Penghormatan Pada Diri Sendiri
Telah dijelaskan di atas jikalau rasa hormat terhadap diri
sendiri merupakan sikap hormat kita dalam menghargai diri kita pribadi yang
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mencerminkan karakter
kita sebagai manusia. Oleh karena itu dilakukan pengkategorian rasa hormat
terhadap diri sendiri, yaitu meliputi:
1. Memelihara kesucian lahir (fisik)
Seorang manusia harus melakukan
upaya-upaya untuk menjaga dirinya tetap terpelihara secara lahir (tampak) baik
di hadapan orang lain maupun hadapan Tuhan. Hal-hal yang harus dilakukan
meliputi:
·
Rajin
berolahraga sesuai dengan kondisi fisik dan keseimbangnnya, usia dan lingkungan
sosialnya, serta dalam waktu-waktu tertentu yang tidak menganggu waktu yang
lebih berguna. Hal ini dilakukan agar kita selalu dalam kondisi yang sehat dan
berpenampilan menarik.
·
Dalam
kondisi yang sehat maka seseorang harus melaksanakan kewajibannya dengan baik,
misal murid harus belajar di sekolah dengan serius, guru harus mengajar dengan
baik.
·
Kita
juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan fisik sesuai dengan tuntunan
kesehatan modern, seperti menggunakan sarana pembersih baik untuk badannya
(sabun mandi), untuk rambut (sampo), untuk gigi dan mulut (pasta gigi). Hal ini
dilakukan agar kita terhindar dari kotoran sehingga kita merasa bersih dan
orang lain tidak merasa risih ketika berinteraksi dengan kita.
·
Setelah
menjaga dengan baik, maka kita harus menjga penampilan kita dengan baik yaitu
menghiasi fisik dengan pakaian yang bersih dan rapi. Pakaian yang baik adalah
pakaian yang sesuai dengan norma yang berlaku karena Indonesia menganut budaya
timur maka selayaknya jikalau kita juga memakai pakaian yang pantas pakai bukan
pakaian budaya barat yang cenderung terlalu terbuka (Marzuki, 2009: 118-119).
2. Memelihara kesucian batin (jiwa)
Tidak cukup hanya dengan memelihara
kesucian fisik, maka kita juga harus memelihara kesucian batin yakni dengan
menuntut berbagai ilmu (agama, ilmu untuk kehidupan dunia) yang mendukung untuk
dapat melakukan berbagai aktivitas dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.
Pembekalan akal atau menuntut ilmu dapat diupayakan misalnya melalui pendidikan
formal, pendidikan informal, dan pengalaman sehari-hari (Marzuki, 2009: 120).
Setelah penampilan fisiknya baik dan
pembekalan akal dengan berbagai ilmu pengetahuan maka yang harus diperhatikan
berikutnya adalah bagaimana menghiasi jiwa dengan berbagai tingkah laku yang
baik. Tingkah laku yang sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh Tuhan dan juga
norma yang berlaku di dalam masyarakat dimana kita tinggal (Marzuki, 2009:
121).
Setiap apa yang kita lakukan
pastilah akan dinilai oleh masyarkat dan Tuhan, sehingga kita dianjurkan untuk
selalu berhati-hati dalam setiap apa yang kita lakukan karena itu merupakan
cerminan atau pembentukan citra dari masyarakat terhadap diri kita tentang
bagaimana karakter yang kita miliki. Rasa hormat terhadap diri sendiri ini
memiliki urgensi yang tinggi karena rasa hormat kita terhadap diri kita sendiri
akan menjadi pondasi atau landasan bagi kita untuk dapat menghormati orang
lain. Selain itu, urgensi lain adalah rasa hormat terhadap diri sendiri akan
mampu mengangkat derajat atau martabat kita sebagi manusia di hadapan manusia
lain atau masyarakat lain. Kita akan dihargai sebagai manusia atau tidak
itu tergantung pada apa yang telah kita lakukan dan bagaimana citra diri kita.
D.
Cara-Cara
untuk Menjaga Jasmani dan Rohani
Salah satu bentuk dari menghormati
diri sendiri adalah dengan menjaga kesehatan tubuh dan memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh tubuh. Hal ini merupakan wujud dari syukur kita terhadap
anugrah yang diberikan oleh Tuhan. Beberapa cara untuk menjaga kesehatan
jasmani adalah meliputi:
1.
Istirahat
/ Tidur
Waktu
yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau
sepertiga hari. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi
di dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan
penyakit yang merugikan.
2. Makanan
Mengkonsumsi
makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang untuk
menjaga keseimbangan gizi tubuh sangat diperlukan untuk kesehatan jasmani.
Kandungan gizi harus sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan atau
kekurangan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.
3. Olah raga
Penelitian
menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan mengobati depresi
daripada obat-obatan. Dengan olah raga tubuh menjadi sehat dan pikiran pun
menjadi fresh.
4. Kondisi Psikis / Psikologi.
Beban
psikis dan pikiran dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya dapat
mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya. Luangkan waktu anda untuk sesuatu yang menyenangkan bagi diri anda
sendiri dan jangan sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.
5. Sosial
Memiliki
hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat menguntungkan bagi
anda, karena mereka dapat menolong anda sewaktu-waktu anda membutuhkannya.
Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat rileks dan dapat mengurangi
resiko terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang berat (Fildzahani,
2010).
Selain kesehatan jasmani maka
diperlukan pula upaya untuk menjaga pemenuhan kebutuhan rohani, yaitu misalnya
dengan cara beribadah. Melaksanakan ibadah dan berdoa secara rutin memenuhi
kebutuhan rohani kita, yang merupakan komponen vital dalam kesejahteraan jiwa.
Mengabaikan kebutuhan spiritual membuat jiwa kita gelisah dan tidak tenang.
Berdoa merupakan sarana yang efektif dalam mencegah dan memerangi
masalah-masalah kesehatan mental. Selain dengan ibadah maka kita sebagai
manusia yang diberi akal juga diwajibkan untuk menuntut ilmu guna dimanfaatkan
dalam menjalani kehidupan.
Selain doa upaya untuk menjaga
kesehatan rohani dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini:
1.
Bakti Sosial
Berbakti kepada lingkungan sekitar kita atau lingkungan lain yang perlu untuk diperhatikan ternyata mampu mendalami makna kasih dan lebih mengenal orang kecil. Faktanya bakti sosial adalah wujud pekerjaan yang seorang baktikan kepada daerah, lingkungan sosial yang
kurang layak. Dalam prakteknya dalam menjalani bakti sosial dibutuhkan keikhlasan yang luar biasa dan totalitas untuk membantu orang lain yang lebih membutuhkan.
2.
Bersedekah
Memberi dan membagi-bagikan rejeki kepada orang yang membutuhkan ternyata mampu menjadi pupuk rohani dan hati. Saat banyak orang lain berlomba-lomba untuk mendapatkan uang serta kekayaan materi lainnya maka kita bisa memulai dengan membagikan rejeki yang kita punya untuk orang lain yang lebih membutuhkan.
Dengan cara ini diyakini mampu memberikan cermin dan ketukan hati seseorang agar mau melihat dan menerima keadaan orang lain yang ternyata masih jauh dari yang namanya sejahtera.
3.
Simbolisasi
Adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada ketenangan batin, biasanya simbolisasi rohani dapat berupa tasbih, pakaian keagamaan atau pun simbol–simbol lainnya berbentuk modern seperti sticker ataupun wallpaper.
Unsur spiritual dan rohani ternyata mampu berpengaruh besar
untuk membentuk suatu karakter dan watak pribadi melalui apa yang mereka lakukan
untuk diri sendiri bahkan untuk orang lain.
E. Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah merupakan
suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi
dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Serasi adalah kesesuaian / kesamaan
antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh. Seimbang
adalah jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban. Selaras adalah suatu
hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin (Anonym:
2009).
Untuk menjadi pribadi yang baik maka
kita harus mampu untuk mengendalikan diri dalam bertingkah polah dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena setiap apa yang tercermin
dalam diri kita merupakan perwujudan hormat kita terhadap diri sendiri dan juga
sangat mempengaruhi orang lain dalam menilai diri kita. Seperti telah
dijelaskan di atas bahwa martabat kita tergantung dari apa yang tercermin dari
diri kita sendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa sikap sebagai bentuk dari
pengendalian diri.
1. Sabar
Secara etimologis, kata sabar
berasal dari kata shabr yang berarti menahan, tabah hati, mencegah, atau
menanggung. Menurut istilah, sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu
yang tidak disukai karena mengharap ridho dari Tuhan (Marzuki, 2009: 121).
Dengan sikap sabar maka akan membentuk pribadi seseorang menjadi lebih tenang
dalam menghadapi masalah hidup sehingga akan mampu berpikir matang dalam
mencari solusi sehingga pada akhirnya akan tercapai penyelesaian masalah secara
tepat.
2. Percaya Diri
Percaya diri berarti yakin benar
akan kemampuan atau kelebihan dirinya. Orang yang percaya diri berarti orang
yang memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuan atau kelebihannya, sehingga ia
dapat memilah dan memilih perbuatan apa yang pas untuk dilakukan. Sikap ini
sangat penting untuk mendasari semua aktivitas yang akan dilakukannya.
Perbuatan yang dilakukan tanpa didasari percaya diri tidak akan memberikan
optimisme yang pasti (Marzuki, 2009: 211).
3. Teguh Pendirian (Istiqamah)
Teguh pendirian memiliki arti untuk bersikap
teguh dan konsekuen dengan prinsip dan keputusan yang telah diambil walaupun
harus menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan. Melalui sikap ini maka
akan dibentuk karakter orang yang tegas dan tidak mudah goyah serta orang yang
tidak mudah putus asa dalam menghadapi kehidupan walau mengalami kekecewaan
hidup (Marzuki, 2009: 153).
4. Jujur
Jujur merupakan sikap yang
menunjukkan keterusterangan dan sinkronisasi antara apa yang ada di dalam hati
nurani dengan tingkah laku dan tutur kata di penampilan luar. Sikap jujur
sangat penting ditanamkan dalam diri seseorang agar orang tersebut tidak
terbiasa bersikap bohong. Dengan sikap jujur maka kita akan dipercaya oleh
orang lain dalam tutur kata maupun dalam menjalankan amanah (tugas/mandat).
5. Bekerja Keras
Orang yang bekerja keras adalah
orang yang orang yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik. Manusia
merupakan makhluk paling sempurna karena manusia dibekali kal pikiran oleh
Tuhan. Dengan akal tersebut maka manusia dapat melakukan manajemen waktu sehingga
mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan pada akhirnya waktu yang ada
tidak terbuang sia-sia (Marzuki, 2009: 194).
6. Disiplin
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, disiplin berarti ketaatan (kepatuhan) terhadap peraturan. Dalam
isiplin perlu ditekankan untuk meraih keberhasilan dari setiap usaha yang
dilakukan. Orang yang ingin sukses dalam usahanya harus disiplin menepati waktu
atau jadwal pekerjaan, disiplin mengikuti semua langkah yang sudah digariskan,
dan disiplin mengikuti semua atura yang terkait dengan pekerjaan (Marzuki,
2009: 213). Sikap disiplin ini dapat membentuk karakter yang taat terhadap
norma-norma atau peraturan yang ada.
F.
Manfaat
Hormat Pada Diri Sendiri
1.
Orang
lain dapat menilai dari apa yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri, misalnya kita berperilaku sopan
maka orang lain akan melakukan hal yang sama atau sopan terhadp kita.
2.
Kita
mampu mengetahui kelemahan maupun kelebihan terhadap diri kita dengan kata lain
kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa harus menjadi orang lain.
3.
Membangun
image yang baik di masyarakat.
Image
kita menjadi baik dimata orang lain, karena kita menjaga diri kita, misalnya
kita menjaga kehormatan kita.
4.
Hidup
menjadi tenang dan damai, terhindar dari berbagai penyakit.
5.
Tidak
mudah untuk melakukan hal-hal yang tidaj terpuji misalnya, memakai narkotika,
mabuk-mabukan dan lain-lain.
6.
Dapat
mengoptimalisasikan kemampuan atau bakat
yang ada pada diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rasa hormat memiliki pengertian
sebagai suatu sikap untuk menghargai atau sikap sopan. sikap hormat bersifat
penting karena dengan sikap hormat mampu membangun keteraturan di dalam
kehidupan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat seseorang di hadapan
masyarakat. rasa hormat meliputi empat hal, yaitu sikap hormat terhadap Tuhan,
sikap hormat terhadap diri sendiri, sikap hormat terhadap orang lain dan sikap
hormat terhadap lingkungan. Rasa
hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap hormat kita dalam menghargai diri
kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu
mencerminkan karakter kita sebagai manusia. Sikap hormat terhadap diri sendiri
dapat diwujudkan dengan menjaga kesucian fisik dan menjaga kesucian rohani.
Menjaga kesucian fisik dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh
(berolahraga, berisitirahat, menjaga pola makan dan memenuhi kebutuhan hiburan
atau refreshing) sedangkan untuk menjaga kesucian rohani dapat dilakukan dengan
melakukan ibadah kepada Tuhan dan memenuhi kebutuhan ilmu yang berguna untuk
kehidupan manusia.
Untuk membentuk pribadi yang baik
maka diperlukan sikap pengendalian diri. Pengendalian diri adalah merupakan
suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi
dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sikap-sikap pengendalian diri dapat
berupa: sikap sabar, sikap bekerja keras, sikap jujur, sikap disiplin, sikap
teguh pendirian dan percaya diri.
B.
Saran
Tumbuhkan rasa
hormat kepada diri sendiri terlebih dahulu karena dengan menghormati diri
sendiri secara tidak langsung kita telah menghormati orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Suseno, F. Magniz. 1984. Etika Jawa: Sebuah Analisa falsafi
tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia
Tim Kreatif LKM UNJ. 2011. Restorasi Pendidikan
Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Internet:
terimakasih banyak saudaraku....... saya merasa terbantu oleh makalah anda
BalasHapusizin copi dikit untuk tugas
BalasHapusCeramic vs Titanium Darts: Everything we learned about
BalasHapusCeramic vs Titanium Darts. titanium wood stove Ceramic titanium granite vs Titanium Darts is an extremely popular design with the first degree in design science and titanium knife engineering. Rating: 4.3 · 16 votes · welding titanium $25.00 · titanium app In stock